Minggu, 03 Desember 2017

JALAN TERBAIK UNTUKMU



Hari ini, 6 Juli 2017, hari terakhir pendaftaran PPDB online. Tak ada rasa gundah sedikitpun manakala setiap waktu aku intip rangking sekolah yang nantinya anakku mau daftar, masih tidak ada perbedaan yang berarti dari kemarin. Aku optimis, "kamu pasti di terima, nak", gumamku

Jam 6.30 aku sudah siap mau berangkat kerja.
"Kakak, tolong nanti daftar online sendiri, ya. Ibu akan pantau dari sekolah", kataku kepada putri kecilku.
" Siap, Bu. Nanti kakak akan daftar", begitu jawabnya.
Beberapa menit kemudian, aku berangkat menyusuri jalan kampung yang biasa aku lewati menuju tempat kerjaku. Sepanjang perjalanan tak lupa aku selalu berdoa agar Allah limpahkan kemudahan untukku, dan keluargaku dalam segala hal.

Tak begitu banyak yang harus aku kerjakan di sekolah. Benahi laporan dan koordinasi bersama tim sukses PPDB yang hari ini harus dilakukan. Tiba-tiba handphonku berdering, Ternyata ada berita dari suami, kalau putri kecilku diterima di pilihan kedua, bukan pilihan pertama, aku panik, kenapa bisa terjadi seperti itu, padahal nilai putriku masih urutan atas, masih masuk pagu yang dibutuhkan di pilihan 1. Setelah aku cari tahu, aku pelajari, ternyata prosentase 5% masih berlaku untuk luar wilayah atau luar zona. Yach apa boleh buat, putriku harus menerima imbas peraturan PPDB baru.

Akhirnya aku pasrah, itu pasti yang terbaik untuk putriku. Ku coba untuk menenangkan putriku lewat telepon. Usai pekerjaan sekolah, aku segera bergegas pulang. Jam 15.30 aku sampai rumah, kulihat putri kecilku tidur, Alhamdulillah, semoga bisa menerima dengan lapang, doaku saat itu.
Beberapa waktu kemudian, saat aku berada di dapur, putri kecilku bangun.
"Kakak, selamat ya, sudah diterima di SMA", begitu kataku.
Namun apa yang terjadi, ia tidak mau memandangku, kulihat matanya sembab, jelas terlihat kalau sudah dari tadi ia menangis, tak ada suara yang keluar dari mulutnya, tak ada lagi senyum yang menghiasi bibir mungilnya, hatinya gundah, lidahnya kelu, tidak ada lagi keceriaan yang terpancar dari raut wajahnya. Aku berpikir, pasti ia belum bisa menerima apa yang terjadi saat ini, pasti ia kecewa. Aku terdiam..tak mungkin ku paksa untuk mengajaknya bicara.

Segera aku ambil hp ku. Aku tulis pesan ke putriku lewat BBM,
"Kakak, ibu minta maaf ya, mungkin ibu yang salah, tapi kakak harus yakin, bahwa ini adalah jalan terbaik yang Allah pilihkan untuk masa depan kakak. Okey, semoga kakak sukses, aamiin"

Alhasil, beberapa menit kemudian, putri kecilku keluar dari kamar, menyalamiku dan kuciumnya. Ku masih melihat sisa-sisa kesedihan di sinar matanya. Ku hampirinya, kulihat ia membuka laptop dan menunjukkan peringkat yang diterima di SMA.
"Ibu, ada Filla di SMA Tumpang".
"Alhamdulillah, ternyata ada teman lama kakak, ya. Ayo dicari lagi, siapa tahu ada yang lain".
" Ini, ada Emmas, Sakti, Yudhis, Benny, Nadhia, Yuvania, ada Maria.
Aku bersyukur, ternyata Allah telah mengirimkan teman-teman SD yang sekarang kembali berkumpul menjadi satu di SMA. Ada rasa bahagia yang aku rasakan. Aku berikan semangat untuk putriku, agar bisa menerima dengan ikhlas.

Alhamdulillah, akhirnya putriku bisa tersenyum. Terimakasih ya Allah, atas nikmat yang sudah Engkau kirimkan kepada keluarga kami, kami tahu, kami sadar, kami sering mendustakan nikmat yang sudah Engkau kirim, kali kadang banyak mengeluh dan lupa bersyukur. Kan kutata hidup kami, semoga senantiasa Engkau bimbing kami di jalan yang benar. Aamiin, ya robbal alamiin.
Aku yakin, jika Allah memberikan nikmat tidak sesuai dengan yang aku pinta, bukan berarti tidak sayang, tetapi Allah sudah punya rencana lain yang jauh lebih indah dari yang kami rencanakan. Terimakasih ya Allah. NikmatNya sungguh di luar batas kemampuan kami.


Hari ini ku post setelah 5 bulan tersimpan.
Ini ceritaku hari ini, mana ceritamu

Tidak ada komentar:

Posting Komentar